Ajakan Mesra untuk Puasa (Al-Baqarah 183-184)

Kamis, 11 Agustus 2011

Ayat puasa dimulai dengan ajakan kepada setiap orang yang memiliki IMAN walau seberat apa pun. Ia dimulai dengan satu pengantar yang mengundang setiap mukmin untuk sadar akan perlunya melaksanakan ajakan itu. Ia dimulai dengan panggilan mesra, WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN.

Kemudian, dilanjutkan dengan menjelaskan kewajiban puasa TANPA MENUNJUK SIAPA YANG MEWAJIBKANNYA. DIWAJIBKAN ATAS KAMU. Redaksi ini tidak menunjukan siapa pelaku yang mewajibkan. Agaknya untuk mengisyaratkan bahwa apa yang akan diwajibkan ini sedemikian penting dan bermanfaat bagi setiap orang bahkan kelompok sehingga, seandainya bukan Allah yang mewajibkannya, niscaya manusia sendiri yang akan mewajibkannya atas dirinya sendiri. Yang diwajibkan adalah ASH-SHIYAM, yakni MENAHAN DIRI.

Menahan diri dibutuhkan oleh setiap orang, kaya atau miskin, muda atau tua, lelaki atau perempuan, sehat atau sakit, orang modern yang hidup masa kini maupun manusia primitif yang hidup masa lalu, bahkan perorangan atau kelompok. Selanjutnya, ayat ini menjelaskan bahwa kewajiban yang dibebankan itu adalah, SEBAGAIMANA TELAH DIWAJIBKAN PULA ATAS UMAT-UMAT TERDAHULU SEBELUM KAMU.

Ini berarti PUASA bukan hanya khusus untuk generasi mereka yang diajak berdialog pada masa turunnya ayat ini, tetapi juga terhadap umat-umat terdahulu, walaupun perincian cara pelaksanaannya berbeda-beda. Sekali lagi, dalam redaksi di atas tidak ditemukan SIAPA YANG MEWAJIBKANNYA. Ini karena sebagian umat terdahulu berpuasa berdasar kewajiban yang ditetapkan oleh tokoh-tokoh agama mereka, bukan melalui wahyu Ilahi atau petunjuk nabi.

Para pakar perbandingan agama menyebutkan bahwa orang-orang MESIR KUNO pun-sebelum mereka mengenal agama samawi-telah mengenal puasa. Dari mereka, praktik puasa beralih kepada orang-orang Yunani dan Romawi. Puasa juga dikenal dalam agama-agama penyembah binatang. Agama budha, Yahudi dan Kristen demikian juga. Ibn an-Nadim dalam bukunya, al-Fahrasat, menyebutkan bahwa agama para penyembah binatang berpuasa teiga puluh hari setahun, ada pula puasa sunnah sebanyak 16 hari dan juga ada yang 27 hari. puasa mereka sebagai penghormatan kepada bulan, juga kepada bintang Mars yang mereka percaya sebagai bintang nasib, dan juga kepada matahari.

Dslsm ajaran Budha pun dikenal puasa. sejak terbit sampai terbenamnya matahari. Mereka melakukan puasa empat hari dalam sebulan. Mereka menamainya uposatha, pada hari-hari pertama kesembilan, kelima belas, dan kedua puluh. Orang Yahudi mengenal puasa selama empat puluh hari, bahkan dikenal beberapa macam puasa yang dianjurkan bagi penganut-penganut agama ini, khususnya untuk mengenang para nabi atau peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah mereka.

Agama Keristen juga demikian. Walaupun dalam kitab Perjanjian Baru tidak ada isyarat tentang kewajiban puasa, dalam praktik keberagamaan mereka dikenal aneka ragam puasa yang ditetapkan oleh pemuka-pemuka agama.

kewajiban tersebut dimaksudkan AGAR KAMU BERTAKWA, yakni terhindar dari segala macam sanksi dan dampak buruk, baik duniawi maupun ukhrawi. Jangan duga, kewajiban yang akan dibebankan kepada kamu itu sepanjang tahun. TIDAK! Ia hanya BEBERAPA HARI TERTENTU, itu pun masih harus melihat kondisi kesehatan dan keadaan kalian. Karena itu, BARANGSIAPA DI ANTARA KAMU SAKIT yang memberatkan baginya puasa, ATAU IA BENAR-BENAR DALAM PERJALANAN (kata benar-benar dipahami dari kata 'ala dalam redaksi 'ala safarin, jadi bukan perjalanan biasa yang mudah. Dahulu perjalanan itu dinilai sejauh sekitar 90 km), jika yang sakit dan yang dalam perjalanan itu berbuka, MAKA wajiblah baginya berpuasa PADA HARI-HARI LAIN, baik berturut-turut maupun tidak, SEBANYAK HARI YANG DITINGGALKAN ITU.

Adapun yang kondisi badannya menjadikan ia mengalami kesulitan berat bila berpuasa, baik karena usia lanjut atau penyakit yang diduga tidak akan sembuh lagi atau pekerjaan berat yang mesti dan harus dilakukannya sehingga bila ia tinggalkan menyulitkan diri atau keluarga yang ditanggungnya, WAJIB BAGI ORANG-ORANG YANG BERAT MENJALANKANNYA itu-jika mereka tidak berpuasa-MEMBAYAR FIDYAH, yaitu MEMBERI MAKAN SEORANG MISKIN. Setelah menjelaskan izin tersebut, ALlah mengingatkan bahwa BARANGSIAPA YANG DENGAN KERELAAN HATI MENGERJAKAN KEBAJIKAN, MAKA ITULAH YANG LEBIH BAIK BAGINYA. DAN BERPUASA LEBIH BAIK BAGI KAMU JIKA KAMU MENGETAHUI.

Setelah diketahui siapa yang wajib berpuasa dan yang diberi izin untuk tidak melaksanakannya, dijelaskan tentang masa puasa yang sebelum ini dinyatakan bahwa ia hanya pada hari-hari tertentu. Yaitu ...


Tunggu artikel selanjutnya Tafsir Al-Misbah M. Quraish Shihab Surat Al-Baqarah Ayat 185 Volume 1.

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger templates - Modified by : MotekarBlog - Ourblogtemplates.com 2011